Prospek Indigofera

Indigofera Sp Uuntuk Ternak Kambing
25 Juni 2013 - Peternakan - Hijauan Pakan Ternak
Penulis : Binsar Simatupang, SP, MP/Widyaiswara Muda BBPP Kupang
Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang sebagai UPT Pelatihan Peternakan, merupakan sentra pengembangan SDM aparatur maupun non aparatur dibidang peternakan. Untuk menunjang tugas pokok tersebut, kesiapan sarana dan prasarana praktek haruslah menjadi prioritas guna mendukung proses belajar dan mengajar baik secara klasikal maupun praktek kerja di lapangan.
Untuk mendukung pengembangan ternak ruminansia diperlukan hijauan pakan ternak yang berkualitas. Hijauan pakan ternak dikelompokkan dalam 3 (tiga) bagian besar yaitu jenis rumput unggul, rumput gembala dan hijauan leguminosa.
Indigofera Sp adalah hijauan pakan jenis leguminosa pohon yang memiliki kualitas nutrisi yang tinggi dan tahan terhadap kekeringan,sehingga dapat menjadi sumber pakan pada musim kemarau. Jenis rumput ini sangat cocok untuk dikembangkan di propinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki curah hujan yang sangat rendah yaitu 3 (tiga) bulan basah, selebihnya adalah musim kering.



A. DESKRIPSI TANAMAN
Indigofera Sp merupakan tanaman dari kelompok kacangan (family : Fabaceae) dengan genus Indigofera dan memiliki 700 spesies yang tersebar di Benua Afrika, Asia dan Amerika Utara. Sekitar tahun 1900 Indigofera sp dibawa ke Indonesia, oleh kolonial Eropa serta terus berkembang secara luas (Tjelele 2006). Tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang kaya akan nitrogen, fosfor dan kalsium. Indigofera Sp mengandung pigmen indigo, yang sangat penting untuk pertanian komersial pada daerah tropic dan sub tropic, selanjutnya dapat digunakan sebagai hijauan pakan ternak dan suplemen kualitas tinggi untuk ternak ruminansia (Haude, 1997).
Indigofera sp. sangat baik dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak dan mengandung protein kasar 27,9%, serat kasar 15,25%, kalsium 0,22% dan fosfor 0,18%. Legum Indigofera Sp. memiliki kandungan protein yang tinggi, toleran terhadap musim kering, genangan air dan tahan terhadap salinitas (Hassen et al., 2007). Dengan kandungan protein yang tinggi (26% - 31%) disertai kandungan serat yang relatif rendah dan tingkat kecernaan yang tinggi (77%) tanaman ini sangat baik sebagai sumber hijauan baik sebagai pakan dasar maupun sebagai pakan suplemen sumber protein dan energi, terlebih untuk ternak dalam status produksi tinggi (laktasi).
Karena toleran terhadap kekeringan, maka Indigofera Sp. dapat dikembangkan di wilayah dengan iklim kering untuk mengatasi terbatasnya ketersediaan hijauan terutama selama musim kemarau. Keunggulan lain tanaman ini adalah kandungan tanninnya sangat rendah berkisar antara 0,6 – 1,4 ppm (jauh di bawah taraf yang dapat menimbulkan sifat anti nutrisi). Rendahnya kandungan tannin ini juga berdampak positif terhadap palatabilitasnya (disukai ternak).
B. KLASIFIKASI BOTANI
Klasifikasi botani Indigofera Sp adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Bangsa : Indigofereae
Genus : Indigofera Sp
C. KARAKTERISTIK MORFOLOGI
Ciri-ciri Indigofera Sp adalah daunnya berseling, biasanya bersirip ganjil, kadang-kadang beranak daun tiga atau tunggal. Bunganya tersusun dalam suatu tandan di ketiak daun, daun kelopaknya berbentuk genta bergerigi lima, daun mahkotanya berbentuk kupu-kupu. Secara umum tipe buahnya polong, berbentuk pita (pada beberapa jenis hampir bulat), lurus atau bengkok, berisi 1-20 biji yang kebanyakan bulat sampai jorong. Semainya dengan perkecambahan epigeal, keping bijinya tebal, cepat rontok, dan memiliki akar tunggang.
Karakteristik Morfologi dan Produksi Indigofera Sp :Parameter Umur Tanaman (7 Bulan)
Bentuk daun Lonjong memanjang
Warna daun Hijau
Panjang Daun6,93 cm
Lebar daun 2,49 cm
Tinggi Tanaman 388 cm
Rataan Produksi/pohon (segar) 2,595 kg
Rataan produksi daun/pohon 697,75 gr (34,43%)
Rataan produksi batang/pohon 1627,25 gr (63,57%)
Produksi (segar) 52 ton/ha
D. EKOLOGI TANAMAN
Jenis-jenis Indigofera dapat tumbuh dari 0 meter sampai 1.650 m diatas permukaan laut, dan tumbuh subur di tanah gembur yang kaya akan bahan organik. Sebagai tanaman penghasil pewarna, indigofera ditanam di dataran tinggi dan sebagai tanaman sekunder ditanah sawah. Lahan sebaiknya berdainase cukup baik.
Jika digunakan sebagai tanaman penutup tanah, Indigofera arrecta hanya dapat ditanam di kebun dengan sedikit naungan atau tanpa naungan. Jenis ini menyenangi iklim yang panas dan lembab dengan curah hujan tidak kurang dari 1.750 mm/tahun. Tanaman ini mampu bertahan terhadap pengenangan selama 2 bulan.
Dalam keadaan tumbuh secara alami atau miliar, jenis-jenis tarum dijumpai di tempat-tempat terbuka dengan sinar matahari penuh, misalnya lahan-lahan telantar, pinggir jalan, pinggir sungai, dan padang rumput, kadang-kadang sampai ketinggian 2.000 meter diatas permukaan laut.
E. BUDIDAYA TANAMAN
1. Perbanyakan tanaman secara generatif
Sistem perbanyakan tanaman Indigofera Sp adalah biji dari tanaman yang sudah tua berumur sekitar 12 bulan dan belum pernah dipanen sama sekali. Buah yang diambil dijemur hingga kering dan diremas untuk dipisahkan dengan bijinya, setelah itu biji yang diambil dijemur selama 2 hari. Untuk menghindari kelembaban maka biji yang sudah dikeringkan tadi dikering anginkan selama 24 jam, untuk selanjutnya siap disimpan dalam bentuk kemasan yang rapat dan dapat dibuka kembali saat hendak disemai.
2. Perbanyakan tanaman secara vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetative adalah cabang-cabang yang paling baik pertumbuhannya, terutama pada lahan yang sudah menghasilkan/produksi. Pemotongan perlu dilakukan dengan pisau yang tajam dan untuk menghindari memar/sobek, maka pada waktu pemotongan menjadi bahan tanaman/stek yang panjangnya + 30 cm.
Bahan yang akan dipotong dengan tangan, stek –stek tersebut tidak segera ditanam tetapi diikat dibiarkan selama 1 sampai 3 hari tempat yang teduh/dingin dengan ujung stek diletakkan diatas. Setelah permukaan potongan kering barulah stek dapat ditanam di lapangan.
3. Persiapan lahan
a. Penggemburan tanah
b. Dapat dilakukan dengan luku garu atau pencangkulan
c. Pemupukan dasar, pupuk yang digunakan adalah pupuk organik padat 10 kg / Ha, Soil treatment 250kg /Ha, dan pupuk makro 200 kg/ Ha berupa Urea, ZA, TSP, KCl , Dolomit, dengan perbandingan 3 : 4 : 1 : 3 : 3.
4. Penanaman.
a. Pengaturan jarak tanam (jarak yang digunakan adalah 75 cm jarak antar barisan, dan 50 cm jarak dalam barisan).
b. Bahan tanam yang berasal dari generatif disemaikan lebih dahulu dalam persemaian pendahuluan sampai berumur 4 – 6 minggu dapat dipindah tanam ke lapangan.
c. Bahan tanam berasal dari vegetatif/stek setelah berumur.
5. Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan tidak jauh beda dengan tanaman lain pada umumnya, yaitu :
a. Penyiangan sebelum pemupukan dilakukan.
b. Pemupukan susulan :
- Susulan I : berumur 3 bst dengan dosis 100 kg / Ha
- Susulan II : berumur 8 bst dengan dosis 80 kg / Ha
- Susulan III : berumur 12 bst dengan dosis 80 kg / Ha
- Adapun pupuk yang digunakan adalah pupuk urea, ZA, TSP, KCl, dengan perbandingan 3 : 4 : 1 : 3 . Pupuk organik diberikan dengan dosis 20 kg/Ha untuk 5 kali pupuk susulan.
6. Pemanenan
Tanaman Indigofera Sp siap dipanen saat berumur 240 hst untuk satu kali pemanenan, selanjutnya dapat dipanen kembali dengan selisih waktu 90 hari dari saat pemanenan pertama. Pemanenan dilakukan dengan cara membabat tanaman dari batang sampai daun dan disisakan batang bawah untuk pertumbuhan tunas berikutnya. Umur tanaman indigofera dapat mencapai 3 tahun.
Penggunaan Indigofera Sp :
a. Umur potong pertama 8 bulan
b. Interval pemotongan 60 – 90 hari
c. Tinggi pemotongan 1.0 – 1.5 m dari permukaan tanah.
F. KANDUNGAN NUTRISI
Daun Indigofera Sp mengandung : N 4,46 %; P2O5 0,02 %; K2O 1,95 %; CaO 4,48 % dan Indigofera tinctoria : N 5,11 %;, P2O5 0.78 %; K2O 1,67 %; CaO 5,35 % ( menurut bobot keringnya).
Komposisi nutrisi Indigofera Sp :Nutrisi Komposisi
Bahan Kering 21,97 %
Abu 6,41 %
Protein Kasar 24,17 %
NDF 54,24 %
ADF 44,69 %
Energi Kasar 4,038 Kkal/kg
Kecernaan Indigofera SpUraian Capaian
Bahan Kering 59,98%
Bahan Organik61,62%
Konsumsi dan Efisiensi penggunaan pakan Indigofera SpUraian Capaian
Konsumsi Bahan Segar 1,0 – 2,0 /ekor/hari
Efisiensi Penggunaan Pakan 0,104 – 0,115
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan Andi, 2009. Produktivitas dan Pemanfaatan Indigofera sp Sebagai Pakan Ternak Kambing Pada Interval dan Intensitas Pemotongan Yang Berbeda.
Anggrodi R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia.
Heyne K, Tumbuhan Berguna Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan RI Jakarta 1987.
Sri Setijati Harjadi, Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Jakarta, 1987
http://www.bbppkupang.info

Komentar

  1. ual bibit (cempe) Kambing Boer Super bobot bisa mencapai 100 kg, Peranakan Etawa (PE) Ras Gunung Kawi, Jawa Randu, Domba Merino dan Ekor Gemuk untuk diternak kembali atau untuk usaha bisnis penggemukan. Kami juga jual Kambing & Domba siap potong untuk Qurban & Aqiqah. Hub. Bpk Heru Ketua Pusat Budidaya Kambing & Domba Bejo Utomo - Malang - Jawa Timur. Hp/Wa +6281334272800 website kami di www.malangkambingdombasuper.blogspot.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

cara semai indigofera

indigofera sebagai tanaman untuk pakan ternak

cara menanam Indigofera